Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Nisfu Sya'ban atau Bulan Sya'ban?

 Sesuatu yang secara pribadi selalu menggelitik pemikiran saya setiap kali tiba malam satu ini. Satu hal yang saya seringkali kebingungan dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi pada pengikut Islam itu sendiri. Satu malam yang terkenal di kalangan orang Indonesia: Nisfu Sya'ban. Tentu, saya jauh daripada layak menyebut diri daripada ulama, bahkan da'i pun sepertinya terlalu tinggi untuk disandangkan pada saya. Hamba ini hanyalah seorang penikmat teknologi, bukan seseorang yang masyhur dalam keagamaan. Namun, hamba sendiri resah dengan perkara ini. Apakah semua hadis terkait malam ini palsu (maudhu')? Saya sendiri tidak punya kapabilitas dalam hal tersebut. Saya pun juga hanya dari mana bisa mendapatkan ilmu, layaknya ustad-ustad yang kita lihat capable untuk mengukur keshahihan daripada hadis-hadis terkait nisfu sya'ban. Nisfu Sya'ban dan Keutamaan yang Sering Dibicarakan Kalau membahas keutamaan, sepertinya tidak ada habisnya membahas keutamaan

Tamat dalam 30 Hari

 Bismillah. Sebelum mulai, kosongkan gelas air pikiran dan luruskan niat kalian. Maksudnya biar seluruh manfaat seminar bisa masuk dengan tenang. Kalau dikatakan menulis novel dalam 30 hari, apakah yang pertama muncul dalam benak kalian? Omong kosong? Mustahil? Oke, wajar jika kita merasa menulis novel dalam 30 hari adalah tidak masuk akal. Mengacu kepada manuscript agency [1], dapat dikatakan bahwasanya menulis novel sekurang-kurangnya adalah 40.000 kata. Jika kita bagi itu menjadi 30 hari, berarti sekurang-kurangnya kita menulis 1.334 kata per hari. Oke, wajar jika kita menganggapnya gila kan? Sekarang, kita akan mencoba membalikkan kegilaan ini dan membuatnya sangat memungkinkan! Bongkar resep menulis 30 hari dimulai! Saya akan mengutip kalimat Andrea Hirata di Tempo [2]: "Biasanya saya menulis hanya dalam waktu hitungan minggu. Bukan karena saya pintar menulis tapi karena sistem bekerja saya begitu, kebanyakan risetnya. Tapi memang setiap me