Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

The Truth is Loneliness

 Normally, such a word as 'loneliness' should not evoke such a strong emotion. However, it is actually the case for me. Listening to people pointing to my loneliness feels like a very underhanded way of making me in pain. It also clicked to me that I am actually seeking comfort from having people around me. Back when I was in my undergraduate studies, people are always around even when they were actually displeased with having me around. It's hard to tell cause my narcissistic tendencies to block such views from entering my eyes. Now that everyone's paths are separated like branched trees and I am alone in my predicament of Master study, I slowly manage to shake the narcissism out. It's very very eye-opening and gut-wrenching to realize I am actually the problem. Yes, I am the problem. I now see how people wish to not associate with me unless the need arises. If there is no specific reason for them to ask out of me, I am as good as gone to the wind. I am unneeded wh

A Fracture

I don't know if it is me being dumb, my body being numb, or just outright my heart see through my tooth clenched lies. Such a news should have been very positive and I personally be a supporter for the event AT THE FRONT SEAT. I mean, given that considering the fact she acts like an elder sister (and I act like the bratty yet witty younger brother), it should have been easy. Emphasis on the word should, cause it is not.  For the record, we have no blood relation at all. It's just that she made it clear of how she views me like I am a little brother to her after our almost one year of silence "war" (quotation intended) which was initiated from my end due to some past mishap. I also try to equalize this view by trying (and sometimes failing, like right now) to view her only as elder sister. For reasons I cannot fathom (or actually can, but just outright deny), the whole news instead send me a spiral of depressive episode for the last two nights as of this writing. I try

Cara Melakukan Kompilasi Bibliography/Daftar Pustaka di Latex

Compile  tex Compile bibtex (Tools > Bibliography di Texstudio) Compile  tex Compile  tex

Persimpangan Kacau

 Semuanya riak, membuatku bingung. Racun yang menenggak hingga titik dalam ini membuatku tidak dapat melihat jalan. Pikiranku hanya pecah menjadi dua: harus berhasil, dan aku gagal. Aku harus berhasil, karena jika tidak mereka akan merendahkanku, merendahkan orang-orang terdekatku. Aku gagal, karena aku tidak mampu mengatur diri untuk bisa mencapai keberhasilan itu.

Kendali Diri, Menghapus Ilusi

Hal paling susah adalah untuk mengendalikan diri. Kak Winda mengajarkan padaku kurang lebih adalah jika wanita hanya ingin berteman, maka dia akan akrab. Jika dia menyukai, dia justru menjaga jarak. Pada hari itu, ayah UIS memberikan sebuah konfirmasi bawah sadar dengan kalimat Kak Winda. Mengapa aku bilang demikian? Karena memang seharusnya berteman tidak pilah-pilih, yang aku aminkan karena sewaktu S1 dulu aku juga memahami seperti ini. Aku hanya memandangnya berlebihan saja, atau ya kembali lagi, aku hanya kelelahan dengan kesepian sehingga rentan dengan kesalahan penafsiran. Sekali lagi, aku hanya sendirian dalam hal ini. Kesalahpahaman yang diciptakan oleh pikiranku menjerumuskan diriku dalam sebuah ilusi yang aku sangat benci. Sekali lagi, terjebak dalam ilusi yang sebenarnya tidak ada dan tidak diperlukan. Memang, kala pertama rasa itu muncul, krisis identitas yang bisa merenggut nyawa bisa terhindarkan. Namun, setelah realita bisa dilihat dengan warna jernih, aku langsung sadar

Healer, but Cannot Heal Yourself

Memainkan Habitica memang lucu untuk membuat lebih terstruktur. Hanya saja, sebuah ironi yang aku sadari adalah aku memilih menggunakan peran 'Healer'. Peran ini memberikan bantuan dalam pertempuran yang memungkinkan kita untuk memulihkan rekan-rekan sejawat. Ironi dari ini adalah, di dalam permainan aku bisa memulihkan diriku sendiri. Sayangnya, itu tidak berlaku di dunia nyata. Aku kesulitan untuk memulihkan diriku sendiri. Oops, it sucks, isn't it?

Hadoop Distributed File System - HDFS

Rangkuman dari HDFS Nama : Muhammad Daffa Abiyyu Rahman NRP : 6022211015 HDFS, singkatan dari Hadoop Distributed File System, adalah sebuah desain DFS yang ditujukan pada hardware komoditas dan memiliki banyak keserupaan dengan DFS lainnya. Tentunya, ada beberapa perbedaan seperti fault tolerance yang tinggi dan ditujukan pada hardware dengan biaya rendah. HDFS adalah bagian dari proyek Apache Hadoop Core dan awalnya dibuat untuk keperluan mesin pencari web bernama Apache Nutch. HDFS dibuat dengan beberapa tujuan dan asumsi sebagai berikut: 1. Selalu beranggapan bahwasanya kegagalan hardware adalah normal, dan selalu memprioritaskan fault tolerance untuk menyesuaikan dengan bagian yang gagal. 2. Menggunakan stream untuk mengakses data, dan mengurangi batasan POSIX di beberapa tempat untuk memaksimalkan data yang diproses. 3. Selalu berasumsi bahwa himpunan data yang diproses berskala sangat besar dan sangat banyak, berukuran GB hingga TB dan satu instance bisa mempr

The Google File System

Rangkuman dari The Google File System Nama : Muhammad Daffa Abiyyu Rahman NRP : 6022211015 Google File System, disingkat GFS adalah sebuah sistem distribusi file yang dapat diskalakan ( scalable ) untuk aplikasi dengan data berjumlah besar. GFS di desain untuk memiliki toleransi kegagalan saat berjalan di hardware komoditas murah, dan memberikan performa tinggi untuk klien dalam jumlah besar. Sebagian besar dari tujuan GFS merupakan tujuan yang umumnya dimiliki oleh sistem file terdistribusi lainnya, GFS memiliki desain yang didorong berdasarkan dari beban aplikasi yang dimiliki oleh Google dan juga perkembangan teknologi di Google. Perhitungan desain ini tidak hanya memperhitungkan kondisi terkini, tetapi juga kondisi yang akan dihadapi oleh sistem ini di masa depan. Perhitungan ini, beberapa di antaranya membawa asumsi-asumsi yang berlawanan dengan desain tradisional. Berikut adalah asumsi yang digunakan dalam GFS: 1. Sistem dibangun dengan hardware yang tidak terbilang

Rangkuman Komputasi Bergerak

Rangkuman Komputasi Bergerak Nama: Muhammad Daffa Abiyyu Rahman NRP: 6022211015 Komputasi Bergerak adalah komputasi menggunakan perangkat yang dapat bergerak ( mobile ). Penggunaan daripada perangkat mobile ini adalah untuk memberikan akses pada komputasi secara mobile bagi pengguna untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan komputasi, seperti chatting , bermain games , dan sebagainya. Pemanfaatan daripada Komputasi Bergerak ( Mobile Computing ) sendiri meliputi penggunaan sensor (baik itu accelerometer, gryoscope, dan sensor-sensor lainnya), proses data ( data processing ), dan juga melakukan output berdasarkan informasi yang didapatkan. Syaratnya, perangkat yang melakukan semua hal tersebut harus bersifat mobile alias dapat bergerak. Dulu, Komputasi Bergerak identik dengan laptop yang bersifat seperti mobile personal computer . Kemudian, dengan perkembangan teknologi mulai identik smartphone , atau yang disebut juga dengan nama ponsel cerdas. Smartphone s

Rangkuman Arm Tracking

Rangkuman Arm Tracking Nama: Muhammad Daffa Abiyyu Rahman NRP: 6022211015 Untuk memahami tentang pergerakan tangan: 1. Bagaimana tangan bergerak? 2. Apa maksud dari gerakan tangan ini? Bagaimana tangan bergerak ini terkait dengan bagaimana 3d trajectory yang diciptakan oleh gestur tangan kita? Pergerakan gestur ini menjelaskan bagaimana perubahan posisi yang terjadi saat terjadi pergerakan tangan. Apa arti dari gerakan tangan? => Gesture Recognition Memahami dimaksud dari gerakan tangan yang dilakukan oleh pengguna, dimana ini banyak menjadi fokus machine learning . Banyak riset yang berusaha memahami semantik dari gerakan tangan. Bagaimana mengkoreksi gerakan dalam sebuah gerakan => Motion Correction Lebih rumit dibandingkan dari mengenali gerakan ( gesture recognition ). Aplikasi Pelacakan Tangan: 1. Antarmuka Alami Pengguna 2. Permainan Gerakan 3. Analisis Olahraga 4. Kesehatan Apa yang ada di dalam smartwatch ? 1. Accelerometer => Kecepat

Ilusi atau Nyata? Aku Terjebak Lagi

Terkadang, kebahagiaan bisa menjadi sangat sederhana. Mungkin aku meragukan apa benar apa yang aku lakukan bisa melukiskan senyum baginya. Jujur, semakin rasa itu dibiarkan membuncah, ilusi dan kenyataan semakin semu. Itu menjengkelkan. Bagi orang yang sudah setahun lebih meletakkan diri dalam kondisi super-pesimistis untuk menjaga diri dari kekecewaan beruntun yang sudah dialami, sekarang tiba-tiba diberikan ilusi manis optimistis yang menjebak. Bagaimanapun, aku juga tidak bisa menentukan arah dari angin perubahan. Aku akan ikuti dan lihat kemana ini akan membawaku. Memang, selalu ada baiknya untuk menciptakan contigency plan  dalam situasi yang tidak bisa kita ekspektasi. Hanya saja, sebagian besar adalah ketakutan yang semu, tetapi sangat nyata. Baru saja memulai, sudah ada banyak ilusi ketakutan di tengah optimisme yang terbangun. Semuanya semakin membingungkan dan melelahkan. Ya, pada akhirnya, bahkan meski kita mencoba menggunakan logika untuk bisa menahan penafsiran hati . Pada

Kehancuran $LUNA dan Pelajaran dari Pasar

Gambar
Selamat datang di Mei 2022. Oh jelas, bulan yang dimulai dengan stock dan crypto mengalami crash luar biasa. Sebuah bulan yang direpresentasikan oleh gambar di atas dan berikut ini.  Bukan takut lagi, tetapi takut berlebih. Untuk menggambarkan betapa mencekam  nya bulan ini: 1. $LUNA (1 dari Top 10 Kripto) hancur sampai 100% 2. Koin Crypto hancur sampai sekitar 20% 3. IHSG koreksi dari 7.200-an ke 6.500-an Dari sirkel sendiri, temanku ada yang floating loss sampai 10 juta lebih. Kalau gak salah ini 10%+ dari portofolionya. Aku sendiri kehilangan sedikit, mungkin ya kisaran 3-5% lah ya keseluruhan (dominan kripto, makasih $LUNA). Semenjak awal crypto ambruk (sebelum IHSG rontok), sudah siapkan mental untuk loss karena tidak bisa memakai taktik DCA. Lalu, dalam skala lebih luas, aku menemukan ada orang yang kehilangan sampai 1 Milyar, ya 1 Milyar dalam ukuran IDR. Di luar negeri, ada yang sampai 100k USD kalau nggak salah. Untuk memperparah, ada yang kehilangan se

Badai di Masa Lalu

Sebenarnya, aku ingin relasi asmara tidak terdiam dalam putaran tanpa arah bernama teman tetapi berharap lebih. Sayangnya, aku sendiri masih belum mampu maju dari derita di masa lalu. Masih ada sisa rasa untuk seseorang yang menghambatku untuk berjalan maju. Dilematika yang terus menghantui, dengan pertemuan yang terus tertolak takdir. Kadang, aku ingin berkata aku konyol untuk berharap, tetapi di sisi lain aku berharap setidaknya satu saja yang aku sukai juga menatap balik kepadaku. Ah, mungkin di dunia paralel hidupku tidak monoton seperti ini. Aku dunia lain berhasil lepas dari dilema kesedihan dan berjalan maju dengan kehidupannya. Apa aku bisa juga begitu? Aku ingin sekali. Aku sangat ingin. Hanya saja, apakah ada yang berkenan menyerahkan dua telinga dan mengunci satu mulut selamanya untuk ku?  Aku rasa tidak ada. Akan tetapi, mungkin mencoba tidak akan buruk, kan? Mungkin UIS hanya seperti yang lainnya, akan terulang kembali bahwa diriku ini hanyalah seorang teman biasa di matan

Serpihan Kaleidoskop: Editor

 Aku tidak terlalu suka membahas secara rinci perihal ini. Ada hal yang memang lebih baik disimpan dengan rapat tanpa penjelasan. Hanya saja, memang akan ada beberapa yang menuntut penjelasan. Aku tidak tahu bagaimana kalian memandangku sebagai orang yang mendampingi kalian selama ini. Apapun opini kalian sesungguhnya tentangku, ada baiknya aku tidak tahu apabila itu tidak enak untuk aku dengar. Ignorance is bliss, they say . Hanya saja, aku memang bisa dikatakan berhutang penjelasan pada kalian. Ya, sedikit penjelasan sih. Keputusanku untuk keluar dari barisan editor dan berpindah posisi bukanlah tanpa penjelasan. Semua mulai di akhir Juli tahun silam, kala aku nyaris pupus harapan. Satu-satunya penulis yang kala itu merupakan pula teman dekat di komunitas dulu, menjadi tempat aku berkeluh kesah. Aku nyaris memilih mundur pada bulan ini. Kala dia menguatkan, aku memutuskan untuk menjadi seorang editor adalah untuk melayani para penulis. Inilah yang aku pegang kuat, yang membuat aku me

Mudik Idul Fitri 2022

Gambar
Sayap Kiri QG492 - 26 April 2022 Sebenarnya, perjalanan ini sederhana. Tidak banyak hal yang bisa dikatakan luar biasa, tetapi ada beberapa hal yang aku bisa jadikan pengalaman selama perjalanan pendek ini. Pertama, dimulai dari apartemen aku tinggal menuju bandara. Surabaya-Juanda tidak lagi selama zaman dahulu. Hanya saja, kehati-hatian memang baik kala ingin ke bandara. Di sini, menggunakan salah satu layanan taksi online , aku bertemu dengan seseorang yang bekerja di bidang maintenance penerbangan. Percakapan kami memberikan sebuah edukasi terkait kondisi lapangan industri penerbangan yang ternyata masih tidak karuan. Sebuah dilematika hebat adalah ketika semakin maju infrastruktur jalan raya, tol, dan semacamnya, maka industri penerbangan dan lautan akan termakan pangsa pasarnya. Ditambah dengan mudahnya mendapatkan kredit mobil, semakin menggerus kemampuan dua industri ini. Di sisi lain, kemajuan itu juga memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat, sehingga tidak bisa

Bagaimana Cara Menamatkan Bukumu dalam 20 Hari

How to Finish Your Goddamn Book in 20 Days [Bagaimana Cara Menamatkan Bukumu dalam 20 Hari] Bismillah. Ini materi eksklusif ya, dengan menggunakan pengalaman pribadi. Kita berbicara bagaimana biar buku kita segera tamat dan gak berakhir jadi 1 dari ratusan buku yang MAAF GAK SELESAI, KEHABISAN IDE. MAAF GAK TAMAT, SIBUK. MAAF GAK BISA LANJUT, ADA ANU- intinya seribu satu buku yang tidak tuntas ceritanya. Oke, bagaimana tamat 20 hari? Susun ide besar- ah tunggu, ini sudah pasti ada mulu tiap dikasih materi kepenulisan. TULIS. Eh, gak ada nomor 3 4 dan seterusnya? Nope. Gak laku di materi ini. Ingat ya, tugas kita adalah menyusun ide besar/umum dari cerita kita, lalu LANGSUNG MENULISKANNYA. Lah, bukannya nanti malah muncul: Plot Hole Bab Gak Rame Ceritanya Gak Keren Informasi yang Salah TYPO Apa lagi, ada yang kelewat? Oke, sudah kan ya? Silahkan baca kata kunci dari materi eksklusif ini ya: MENAMATKAN. Bukan berarti begitu tamat ya

Judul dan Umpan

  Judul Menuju Terkenal Materi ini tidak hanya berlaku kepada para penulis, namun dapat pula berlaku bagi para pembaca, yang mau beralih ke penulis, maupun pembaca abadi. Sebelum mulai, tanya dulu deh: Yang penulis, berapa lama sudah menulis? Yang pembaca, mau beralih ke penulis, atau tetap jadi pembaca? Sebenarnya ini harusnya bertele-tele soal tujuan dan semacamnya, tapi aku pertimbangkan bakal bosenin dan malah membingungkan banyak orang. Sekarang, aku rasa biar lebih nyantai aku bakal bahas soal judul aja deh. Ini halaman depan buku doang kok. Iya, kita bahas ratusan judul keren yang kalian tulis/baca di wattpad. Oke, langsung aja. SEBAGAI PENULIS, GIMANA BIKIN JUDUL KEREN? Kita pakai beberapa yang umum dan contohnya ya: Pakai judul yang manis (Senja di Matamu) Bahasa asing (Secret Love) Edisi ngelatin ( Quo sera sera ) Gabungin karakter utama (Aksaya, Aksa-Cahya) Tapi, aku mau bocorin kartu rahasia yang kalau dimasukk

Tujuanku Menjadi Terkenal

  Tujuanku Terkenal Mau tanya aja dulu, bisa dijawab ya: Apa tujuan kalian menulis/membaca? Apa kalian ingin terkenal melalui dunia sastra? (contoh: Tere Liye untuk penulis, kalau pembaca saya kurang tahu, tapi monggo browsing di Youtube sama Instagram) Buat apa sih ditanyakan? Ini ada hubungannya tentang bagaimana kalian menganggap tulisan/bacaan kalian sendiri. Kalau tujuan kalian masih berkutat di kesenangan kalian sendiri, berarti kalian tidak terpengaruh oleh situasi di luar apa yang kalian tulis/baca. Biasanya sih alasan ini bakal hilang seiring waktu, sayangnya. Kalau tujuan kalian mau pamor dari sastra, ini sedikit saran: JANGAN jadikan itu tujuan. Fokus utama dari hari ini sebenarnya ada di bagian ketiga judul: Ketenaran. Pamor, terkenal, itu yang mulai menghantui banyak penulis maupun pembaca. Ah, masa sih pembaca bisa kebelet terkenal? Ada kok, cuma dibanding penulis gak sebegitu disorot. Emang salah tujuan seperti itu? Gak, gak salah. M

Visi Misi Kepenulisan

 Kita akan membicarakan tentang diri kita sendiri. Aku ingin masing-masing dari kalian tanyakan kembali, apa visi dan misi kalian saat mulai menulis (untuk penulis) atau mulai membaca (untuk pembaca). Seberapa jauh kalian memandang dunia sastra? Silahkan simpan dulu jawabannya. Oh ya, visi itu target jangka panjang, misi itu langkah untuk menggapai visi itu. Contoh: [Author] Visi: Mendapatkan penghasilan besar dari kepenulisan Misi: Sebagai upaya mewujudkan visi: Menuliskan cerita sesuai dengan trend pasar Mempublikasikan cerita di tempat yang bisa membayar cerita saya (Cabaca, Dreame, dkk) [Reader] Visi: Menjadi Bookstagrammer untuk cerita misteri Misi: Membaca cerita-cerita misteri Ini contoh aja ya. Kalau memang belum ada jawab dalam hati aja gak ada juga gak masalah. Dari jawaban kalian, apakah sudah di jalankan? Atau jangan-jangan membaca dan menulisnya berakhir pada “gak ada visi misi”? Jangan khawatir, bukan masalah kalau tidak ada. A

Hanya Aku yang Berharap Berlebihan

Kalau dikata, hari ini sebenarnya di satu sisi membahagiakan. Di sisi lain, sangat menampar kenyataan ya. Mau bagaimana lagi, namanya juga untuk memastikan perasaan sendiri itu merepotkan. Apalagi, aku enggan untuk langsung menyimpulkan begitu saja. Nyaris aku terburu-buru dan berakhir fatal untuk jangka panjang, meski mungkin akan ada nilai lain jika tindakan itu aku lakukan. Mungkin lebih ke nyaris menggunakan 5-Seconds Rule di tempat yang salah? Entahlah. Di satu sisi akan ada sebuah sense of certainty jika aku melakukannya, tetapi aku tidak bisa membayangkan repercussions yang akan terjadi dengan kondisi lapangan yang ku hadapi kala itu. Hal yang harus aku sadari pertama adalah saran Winda saat aku berbicara dengannya secara personal sangatlah valid. Sebagai orang yang hidup di negeri yang disebut kepingan surga, penting untuk memperhatikan penampilan. Sebagai orang yang abai dengan penampilan, realita sungguh sangat menjengkelkan ya. Hal kedua yang aku perhatikan, dan sebagai sebu

5 Detik dan Kebiasaan

Bagaimana kalau ada yang mengatakan sebenarnya mengubah kehidupan hanya memerlukan 5 detik? Mungkin seperti aku, kalian akan berpikir ini terdengar sangat konyol. Nyatanya tidak. Kita bisa mengubah hidup kita tanpa harus menang lotre 1 milyar. Setiap detik yang berjalan, kita memikirkan sebuah tindakan dan mempertimbangkan keputusan yang akan dibuat. Mel Robbins dalam bukunya, 5-Seconds Rule, mengajarkan bahwasanya kita bisa menggunakan 5 detik untuk mengubah hidup kita dari hal terkecil. Bagaimana kita bisa melakukan perubahan dengan 5 detik saja? Keputusan yang diambil dalam 5 detik dapat mengubah banyak hal, misalnya: Memutuskan belajar atau bermain ponsel Memutuskan menulis cerita atau ghibah di sosial media Memutuskan menelan berita mentah-mentah atau mencari kebenarannya dulu Dan seterusnya. 5 detik adalah waktu yang diperlukan untuk membuat keputusan. Lalu, bagaimana kita bisa menggunakan 5 detik untuk memperbaiki hidup? Kuncinya terletak pada bagaimana otak kita bekerja. Dengan