Langsung ke konten utama

Merah Gelap

Katanya cinta, namun kenapa menjadi sebuah luka. Kalau sepert ini, lebih baik aku tidak mengenal cinta. Itulah yang terpintas di benakku, kala aku kesekian kalinya tenggelam dalam harapan yang akan kembali retak.

Memang benar, ada baiknya kita mengetahui lebih sedikit. Semakin kita tidak mengetahui sesuatu, maka semakin baik pula semua terlihat di mata kita. Daripada berkecamuk dalam hati dengan kenyataan, lebih baik menutup mata dan buta akan masalah yang sedang terjadi.

Apa aku bahagia dengan mengetahui? Sepertinya tidak. Lebih baik aku tidak mengerti apapun terkait orang yang hatiku sedang dambakan. Semakin sedikit aku mengetahui, semakin baik. Sekarang, aku hanyalah bayangan dari masa laluku. Tanpa arah dan kehilangan harapan. Pondasiku lemah, dan apa yang aku percayai selama ini perlahan hancur lebur. Aku, kehilangan semua harapan.

"Kau mungkin terlalu banyak berbuat dosa," ucap diriku kepada diriku sendiri. Aku akui kebenaran itu. Dosa akan merusak diri sendiri, merusak kehidupan orang lain. Kalau di kata, banyak sekali dosaku. Permusuhan banyak yang aku ciptakan dengan satu potong kata. Membuat manusia melanggar norma, menjadi budak atas pikiran mereka yang rusak, juga perkara sederhana dalam bukuku. Hingga aku melihat sendiri hasil panen itu.

Sekarang, hatiku kosong, musuhku banyak. Ironinya, musuhku adalah teman-temanku. Ya, belakangku penuh dengan tusukan pisau, tapi aku tetap tersenyum, layaknya orang yang menutup mata dan telinga. Berpura-pura bahagia, itu yang terpatri dalam benak kecilku. Semakin aku tersenyum, semakin mereka tidak menyadari. Benar, lebih baik kita tidak mengetahuinya, daripada kita sadar, kalau kita sedang dipermainkan.

Tak lebih, aku hanyalah sebuah boneka dalam permainan ini. Boneka yang mereka harap bermain sempurna, dan hina saat tidak sesuai ekspektasi. Pandanganku tajam, lagi tinggi menuju langit, tapi aku sadar, sebuah boneka tak lebih dari gerakan para pemiliknya.

"Bisakah kita memulai semuanya dari awal kembali, sebelum semua di mulai?"

- Dari tempat tinggal persegi panjang kecil saat manusia terlelap

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Preparing Anaconda with Tensorflow [ACTUALLY WORKED FOR ME 2024]

Make sure to follow this with perfect order: 1. conda create -n tf_gpu tensorflow-gpu 2. conda activate tf_gpu 3. pip install numpy==1.23.4 [EXECUTE GPU TEST CODE] ==> CODE MUST RETURN GPU NUMBER > 0 [#CONFIRMED] 4. pip install tensorflow-gpu==2.10 [EXECUTE GPU TEST CODE] ==> CODE MUST RETURN GPU NUMBER > 0 [#CONFIRMED] 5. pip install tensorflow==2.10 [EXECUTE GPU TEST CODE] ==> CODE MUST RETURN GPU NUMBER > 0 [#CONFIRMED] (You may skip the first two test, but it helps ensure your environment is set up right)   TRIVIA: - There's no 2.11 version of Tensorflow GPU on pip as shown below: ERROR: Could not find a version that satisfies the requirement tensorflow-gpu==2.11 (from versions: 2.5.0, 2.5.1, 2.5.2, 2.5.3, 2.6.0, 2.6.1, 2.6.2, 2.6.3, 2.6.4, 2.6.5, 2.7.0rc0, 2.7.0rc1, 2.7.0, 2.7.1, 2.7.2, 2.7.3, 2.7.4, 2.8.0rc0, 2.8.0rc1, 2.8.0, 2.8.1, 2.8.2, 2.8.3, 2.8.4, 2.9.0rc0, 2.9.0rc1, 2.9.0rc2, 2.9.0, 2.9.1, 2.9.2, 2.9.3, 2.10.0rc0, 2.10.0rc1, 2.10.0rc2, 2.10.0rc3, 2.1...

Prof Ashari, Tangan Dingin Sang Rektor Visioner

Tulisan ini dipersembahkan kepada Prof  Dr Ir. Mochamad Ashari, M.Eng, IPU,  AEng. yang merupakan rektor ke-12 ITS, periode 2019-2024. Seluruh tulisan ini berupa pandangan saya pribadi, sebagai ucapan terima kasih, meski disajikan seakan penuh kritikan pada bagian awalnya. Pertama saya mengenal nama ini, saya ingat dari salah satu dosen saya sewaktu saya masih menempuh sarjana. Saya lupa persis kapan, tetapi saya diperkenalkan tentang bagaimana visionernya Prof Ashari dan sedikit cuplikan peran beliau membangun Telkom University di Bandung. Ya, sebelum beliau dinobatkan sebagai rektor, saya berpikir bahwa 'apabila beliau jadi, sepertinya akan berpotensi revolusioner, atau bakal agak ekstrem dalam kebijakan'. Bagi saya, itu cukup menarik, tetapi ada ketakutan di benak saya dengan potensi ekstrem kebijakan beliau. Kala beliau dinobatkan sebagai rektor terpilih, Prof Ashari langsung bergerak cepat yang tidak membutuhkan waktu lama untuk melihat langkah beliau. Saya masih ingat, d...

Sometimes, Calmest Moves Sets Brightest Flames

What sets into this massive burning, was a fragile calm plan that was overlooked by the opposition. Hi, this is Daffa from server 1194. As of this writing, I am T2W member and one of the R4 responsible for banner handling, which I am doing a terrible job of, or so I would say of myself. On one Saturday, 23th of June 2024, T2W command decided that we will set WVL to their destruction, officially due to them being a hindrance to our facility interest. The assigned task for me is clear: establish a path to their facility with banners from our old headquarters within a few tens of miles from them. Operation starts in the morning of my time zone. A total of 5 banners was done by noon due to some resource complications. I am under impression that WVL would have some idea of what we are doing with a fast approaching banner, but our intelligence inside WVL suggests otherwise. The reports shown that they consider us "have been quiet today" after some raids the previous day that I sta...