Anda Membuat Saya Malu, Nadya Andini

Sumber Foto: detikJatim

Wanita hebat bernama Nadya Andini itu berdiri di podium, mewakili ratusan wisudawan dan wisudawati memberikan sambutan kepada ITS, almamater dirinya dan ratusan wisudawan maupun wisudawati pada 21 April 2024 tersebut.

Saya adalah satu dari ratusan wisudawan yang menyaksikan pidato Nadya Andini, seorang mahasiswi tunarungu dari FDKBD ITS. Dia bersemangat dengan pidatonya, meskipun jelas gaya bicaranya terkesan nyentrik dan berbeda, sesuatu yang aku tahu lazim pada tunarungu. Nadya Andini terlihat berani dan menginspirasi. 

Di sanalah saya merasa malu. Wanita ini, dengan keterbatasan pendengarannya, berhasil meraih cumlaude, berdiri di podium memberikan pidatonya, dan juga penuh dengan rekam prestasi gemilang. Jika teguran dosen pembimbing sarjana saya sewaktu magister dulu seperti sebuah pukulan kecil di perut, kehadiran Nadya Andini berpidato di depan seperti tamparan kencang bagi wajah saya. Saya harus menahan titik air mata dari jatuh, demi harga diri saya sendiri dan kesakralan prosesi saat anda berpidato.

Padahal, cumlaude itu hanya lepas tipis bagi saya. Nilai magister saya jelas cukup untuk cumlaude. Hanya keterlambatan satu semester saja yang membuat saya gagal menyabet sabuk berwarna merah dengan tulisan cumlaude itu. Satu semester yang Saya ambil karena ego pribadi.

Padahal, saya punya rekan-rekan yang memiliki kemampuan untuk menciptakan rentetan prestasi. Mereka kebanyakan mungkin satu hingga tiga semester di bawah saya, tetapi mereka jelas bisa membantu meraih prestasi, menciptakan sebuah karpet merah penuh kebanggaan. Hanya karena enggan mempercayai orang lain, saya tidak mampu mewujudkan potensi itu.

Padahal, saya punya kemampuan di atas rata-rata pada saat sarjana dulu. Menjadi salah satu orang yang bisa dikatakan melakukan oligopoli atas salah satu bidang keilmuan di departemen saya, mengingat sebegitu langka mereka yang bergulat di bidang itu. Karena malas berkutat dengan kompleksitas, saya mencari jalan keluar lain yang sebenarnya tidak perlu.

Ya, Anda benar-benar menampar saya tanpa memukul sedikit pun. Itu pun bukan keinginan anda, karena jelas kita tidak saling mengenal barang sedikit pun sebelum hari ini, bahkan anda pun saya yakin tidak mengenal saya hingga sekarang. Saya berikan penghormatan tertinggi dan doa tulus saya kepada anda. Benar-benar memalukan bagi orang berpotensi seperti diri saya untuk lulus biasa saja, tanpa jejak prestasi, sementara anda saja, dengan segala keterbatasan, menorehkan banyak prestasi dan menjadi sebuah kebanggaan besar.

Komentar

Posting Komentar

Silakan berkomentar!


Posting Iklan Promosi (kecuali promosi blog) tanpa komentar ke subjek akan dihapus.

Postingan populer dari blog ini

[HOAX] Pesan Juru Kunci

Daftar Enzim Pencernaan, Letak dan Fungsi

Essay Penerapan UU ITE di Indonesia